Penilaian berbasis Festival bertema Advance Organizer SMAM 8 Cerme Gresik (Chintia Rizki/PWMU.CO)
PWMU.CO –
SMAM 8
Gresik sukses melaksanakan penilaian berbasis festival bertema Advance
Organizer yang menjadi ujian akhir sekolah kelas XII yang dilaksanakan,
Selasa-Jumat (11-14/1/22).
Kepala SMA Muhammadiyah 8 Gresik Emi Faizatul Afifah MSi mengatakan
penilaian akhir sekolah berbasis festival ini merupakan terobosan baru yang
diterapkan sekolah. Kegiatan ini berbasis pada kreativitas, inovasi, inspirasi,
bakat dan minat siswa.
“Sekolah
ingin menghadirkan lingkungan belajar yang unggul, bermutu, kreatif dan
inovatif, memaksimalkan pengembangan potensi siswa sesuai bakat dan minatnya,”
ujarnya.
Dia
memaparkan kegiatan ini adalah perwujudan keinginannya untuk menghadirkan ujian
akhir sekolah yang menyenangkan. Kegiatan ujian tidak harus selalu mengerjakan
soal sesuai mapel, tidak harus jadi momok yang ditakuti.
“Ujian
praktik ini dapat menjadi kegiatan yang produkti, menyenangkan dalam rangka
mewujudkan siswa yang memiliki skill untuk hidup mandiri,” tambahnya.
Kolaborasi Pembelajaran
Emi
menjelaskan ujian praktik ini merupakan kolaborasi mata pelajaran
ekonomi, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Jawa, seni budaya, dan
pendidikan Kkewirausahaan, serta double track kecantikan, dan tata boga.
“Ujian
praktik yang mengusung tema Advance Organizer tersebut mengajak siswa
per kelas untuk berperan sebagai Wedding Organizer (WO) profesional
dalam menangani sebuah acara pernikahan,” katanya.
Dalam
pelaksanaannya, lanjutnya, dimulai dari siswa membuat dan mempresentasikan
proposal kegiatan terkait acara yang akan dilaksanakan. Mulai dari susunan acara,
pemeran dan tugasnya serta anggaran dana yang dibutuhkan.
Puncaknya,
sambungnya, siswa mempraktikkan kegiatan yang sudah direncanakan mulai membuat
undangan, souvenir, mahar, dan dekorasi ruangan. Siswa ada yang berperan
sebagai pasangan pengantin, orangtua pengantin, pembawa acara, penceramah,
pengisi hiburan, make up artist (MuA), panitia konsumsi, panitia WO, dan
sie dokumentasi.
Praktik Pernikahan
Siswa
kelas XII IPA, Achmad Maulana menuturkan praktik nikahan itu adalah kolaborasi
beberapa pelajaran. Siswa yang juga berperan sebagai pengantin laki-laki
tersebut mengaku senang dengan adanya ujian ini.
“Ujian
ini menyenangkan, bisa dikerjakan bersama-sama. Kami saling bertukar ide
membuat rancangan kegiatan. Kami browsing cari referensi di internet
karena ini pengalaman kami pertama. Merancang dan membuat rancangan kegiatan,
mempresentasikan rencana kami di hadapan guru,” ujarnya.
Kami,
lanjutnya, praktik secara langsung dengan disaksikan guru penguji dan tamu
undangan yang diperankan teman-teman dari kelas lain. “Deg-degan banget,”
tambah siswa yang biasa dipanggil Lana tersebut.
Sampai Pulang Sore
Achmad
Maulana menceritakan pegalaman praktiknya. Saat presentasi proposal kami harus
berulang kali melakukan perbaikan terkait konsep acara yang kami susun. Menurut
penguji kami konsep rencana masih kurang matang. Anggaran juga harus
dipikirkan, yang terpenting tidak membebani.
“Mendekati
waktu praktik langsung lebih menegangkan lagi. Kami harus menyiapkan semuanya
mulai dari barang yang dibutuhkan, sewa baju, buat undangan, buat souvenir
dan mahar. Bahkan tak jarang kami pulang sore karena harus latihan dan menata
ruangan. Saat sudah selesai ujian praktik, rasanya lega,” ungkapnya.
Yang
jelas, lanjutnya, ujian praktik ini membuat belajar jadi menyenangkan. Bisa
bekerjasama, bekerja keras, tolong-menolong dan meningkatkan skill. Kita
jadi punya pengalaman kerja. Kalaupun tidak lanjut kuliah, kami bisa buka wo,”
terangnya sambil tertawa riang.
Video
praktik WO yang dipraktikkan oleh kelas XII IPA yang di-upload di media Tiktok
dengan akun @pojokmipa.m8 jadi FYP berhasil menghebohkan warganet dengan
976.5K like dan 24.1K komentar. (*)
Penulis Chintia
Rizki. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad
Nurfatoni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar